Prospek Emas: Logam Berharga Masih Melawan Gravitasi, Tapi Sampai Kapan?
Prospek Emas Tetap Stabil Meski Iran Meremehkan Dampak Serangan Israel
Pasar emas terus menunjukkan aksi harga yang tidak biasa, terlepas dari naiknya nilai tukar dolar AS dan imbal hasil obligasi. Arus dana ke aset aman dan pembelian oleh bank sentral menjadi pertimbangan yang lebih besar bagi para pedagang daripada peningkatan berkelanjutan dalam imbal hasil obligasi, yang secara teori seharusnya meningkatkan biaya peluang memegang aset yang tidak menghasilkan bunga.
Fokus Beralih ke Inflasi Lengket dan Narasi Suku Bunga Tinggi
Investor emas hampir tidak merespons naiknya imbal hasil obligasi, mungkin sebagai tindakan lindung nilai terhadap inflasi saat nilai mata uang terus merosot. Federal Reserve Chairman Jerome Powell telah memperingatkan bahwa ekonomi AS yang kuat dapat membenarkan mempertahankan suku bunga pada tingkat saat ini untuk jangka waktu yang diperlukan, menekankan bahwa inflasi telah menunjukkan "kurangnya kemajuan" menuju tujuan mereka.
Prospek Emas: Level Teknis dan Faktor yang Perlu Diperhatikan
Setelah minggu yang bergejolak, emas telah terus mengkonsolidasikan kenaikan tajam baru-baru ini. Namun, belum mampu menutup di atas level $2400, yang memberikan beberapa resistensi terhadap tren naik yang kuat ini. Penjual masih belum menunjukkan keyakinan yang kuat, dan dibutuhkan penurunan di bawah level support utama untuk memulai tren bearish jangka pendek.
Kesimpulan
Prospek emas tetap stabil meskipun Iran meremehkan dampak serangan Israel. Pasar tetap waspada terhadap risiko geopolitik di Timur Tengah, dan inflasi lengket serta narasi suku bunga tinggi juga menjadi sorotan. Secara teknis, emas dapat mengalami kemunduran menuju level dukungan sekitar $2300, tetapi banyak level resistensi sebelumnya dapat membatasi tekanan jual yang potensial. Sementara itu, level resistensi berikutnya berada pada rekor tertinggi minggu lalu di $2431.